Monday, March 19, 2012

Contoh Business Model: Toko Buku Komunitas

Dalam contoh business model ini saya menghayalkan suatu toko buku jenis baru yang penawaran utamanya adalah suatu komunitas peminat/pemerhati suatu topik tertentu dimana buku merupakan medium utama agar para anggotanya bisa mempelajari dan lebih mendalami minat tersebut. Saya memberi nama toko buku jenis baru ini “Toko Buku Komunitas” karena para pelanggannya tidak hanya datang ke toko buku tersebut untuk membeli buku tetapi juga untuk mendapatkan kebersamaan dalam suatu komunitas yang meminati topik yang sama. Tambahan lagi toko buku ini juga toko buku yang ada bangunan fisiknya dan berlokasi di suatu tempat bukan toko buku yang bersifat virtual dan berlokasi di Internet.

Karena toko buku ini beroperasi dari suatu lokasi tertentu maka komunitas sasarannya harus ada diseputaran tempat toko buku tersebut beroperasi. Oleh karenanya, agar contoh dalam tulisan ini tidak abstrak maka saya akan ulas untuk komunitas yang paling saya ketahui yaitu komunitas pengoprek komputer dan dengan tambahan asumsi toko buku ini berlokasi dekat suatu kampus dengan populasi mahasiwa TI (Teknologi Informasi) yang tinggi.

Mari kita mulai menjabarkan business model-nya.

CS: Customer Segment (=Kelompok Pelanggan)

Konsumen utama toko buku ini adalah anggota komunitas sasarannya dimana dalam contoh ini berupa:
  • Komunitas pengoprek dari kalangan mahasiswa TI yang berkeinginan untuk terus mendalami ilmu dan minat mereka akan teknologi informasi.
Perhatikan disini saya memakai format:
[Siapa] yang berkeinginan [Motivasi]
Dimana [Siapa] merupakan nama untuk CS tersebut dan [Motivasi] merupakan penjelasan motivasi atau alasan mereka mau memakai penawaran dari organisasi ini.

VP: Value Proposition (=Nilai Tambah)

Sekarang nilai tambah apa yang akan diberikan toko buku ini sehingga para anggota komunitas ini mau mendatangi tempat ini?
  1. Toko buku ini akan menyediakan tempat untuk komunitas bisa berkumpul dan membuat pertemuan baik formal maupun informal karena komunitas secara umum cenderung bersifat informal maka kemungkinan besar tidak akan memiliki tempat formal untuk berkumpul; atau dengan kata lain toku buku ini akan dijadikan kampung tempat komuntas ini akan berdomisili;
  2. Toko buku ini secara sederhana akan mendukung kegiatan komunitas melalui pendataan anggotanya dan mengkomunikasikan hal-hal penting yang diperlukan oleh komunitas ini (misalnya: ada pertemuan mendadak, ada pembicara yang bakal datang, ada ulasan tentang teknik programming terbaru, dll) karena komunitas ini bersifat informal maka tidak akan ada seseorang yang akan mengkoordinasi/menjalankan kegiatan-kegiatan dasar tingkat komunitas ini tetapi kegiatan-kegiatan dasar ini perlu adanya untuk mendukung kelangsungan komunitas;
  3. Toko buku ini (atau atas inisiatif komunitas sendiri) akan mengundang pembicara lokal, melakukan diskusi kecil, atau melakukan demonstrasi yang dipandu oleh seseorang yang dianggap ahli dalam topik TI tertentu karena para anggota komunitas ini sangat berkeinginan untuk mengetahui hal-hal terbaru dalam topik yang mereka minati apalagi dari narasumber yang yang dipandang ahli dan terpercaya;
  4. Toko buku ini akan mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan praktis oleh komunitas di toko buku (misalnya lomba hacking, lomba buat program, sesi coding, group coding, dll) karena kegiatan ini akan mendukung meningkatkan kemampuan teknis para anggotanya disamping menaikkan prestise komunitas ini;
  5. Toko buku ini akan menyediakan buku-buku teknis yang berkaitan dengan minat komunitas ini karena para anggota komunitas ini akan membutuhkan referensi untuk mereka pelajari dan dalami.
Perhatikan disini saya memakai format:
[Nilai tambah] karena [Masalah] 
Dimana [Nilai tambah] adalah nilai tambah yang akan diberikan oleh organisasi tersebut dan [Masalah] adalah penjelasan mengapa ini menjadi nilai tambah bagi CS tersebut.

CH: Channel (=Medium)

Sekarang medium apa yang akan dipergunakan oleh toko buku ini untuk mencari dan menemukan komunitas ini dan para anggotanya serta mempromosikan VP yang mereka tawarkan?
  1. Menyebarkan selebaran, spanduk, dll. di kampus, kos-kosan, warung kopi, dll tentang berbagai kegiatan formal yang akan menarik keikutsertaan para anggota komunitas ini dan diselenggarankan pada toko buku ini karena komunitas ini bersifat tidak formal maka anggotanya belum tentu bisa terlacak disamping juga untuk menarik calon anggota baru untuk komunitas ini;
  2. Melakukan pengumunan ke daftar anggota komunitas yang dikelola oleh toko buku ini tentang berbagai kegiatan formal yang akan menarik keikutsertaan para anggota komunitas ini karena belum tentu semua anggota komunitas akan aktif di setiap pertemuan formal maupun informal dan mengetahui kegiatan yang akan diselenggarakan;
  3. Memanfaatkan situs jejaring sosial untuk mepromosikan berbagai kegiatan formal yang akan menarik keikutsertaan para anggota komunitas kegitan yang akan diadakan di toko buku ini karena ini merupakan medium paling efektif untuk menyebarkan informasi dimana belum tentu semua anggota komunitas akan aktif di setiap pertemuan formal maupun informal dan mengetahui kegiatan yang akan diselenggarakan;
  4. Mengajak dosen dan staf teknis laboran untuk mepromosikan berbagai kegiatan formal yang akan diadakan di toko buku ini dan bahkan mengundang mereka untuk mengadakan tutorial, kuliah tamu, diskusi, atau demonstrasi di toko buku ini dengan mengundang mahasiswa mereka karena para mahasiswa ini akan mengetahui adanya komunitas ini di toko buku tersebut.
Perhatikan disini saya memakai format: 
[Jalur] karena [Alasan]
Dimana [Jalur] adalah saluran yang dipakai dan [Alasan] penjelasan mengapa jalur ini tepat untuk tujuan ini.

CR: Customer Relationship (=Jenis Layanan)

Setelah ada komunitas yang meramaikan da mengunjungi toku buku ini, bagaimana para pengunjung ini akan dilayani oleh toko buku ini?
  1. Toko buku ini hanya akan mendukung dari belakang untuk pengelolaan komunitas ini (misalnya melalui pengelolaan data anggota atau penyebaran informasi) dimana selebihnya komunitas inilah yang akan melayani dirinya sendiri karena motivasi internal akan lebih kuat dalam mempertahankan keberlangsungan komunitas ini daripada motivasi eksternal;
  2. Pada awalnya mungkin dibutuhkan peran lebih besar dari toko buku untuk mendukung komunitas karena para anggotanya belum merasa nyaman dengan lingkungan toko buku ini atau dengan kata lain belum merasa toko buku ini telah menjadi kampung mereka. Tetapi lambat laun peran toko buku ini harus dikurangi dan diserahkan perlahan-lahan ke para anggota komunitas ini tetapi aktivitas mendasar tetap diselenggarakan oleh toko buku ini;
  3. Toko buku ini akan mendorong dan mendukung diadakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kemampuan teknis para anggotanya karena akan menunjukkan bahwa komunitas ini hidup dan memberi manfaat positif kepada para anggotanya.
Perhatikan disini saya memakai format
[Layanan] untuk [Tujuan] karena [Alasan]
Dimana [Layanan] adalah jenis layanan yang akan dipakai, [Tujuan] adalah penjelasan layanannya, dan [Alasan] adalah penjelasan mengapa jenis layanan ini perlu.

KA: Key Activities (=Kegiatan Utama)

Aktivitas apa saja yang perlu dilakukan oleh toko buku ini agar bisa mewujudkan VP untuk CS mereka? Aktivitas-aktivitas ini bisa dengan mudah kita tarik atau turunkan dari CH, CR, dan VP.
  1. Promosi tentang berbagai kegiatan formal yang diadakan di toko buku ini;
  2. Promosi dan penawaran khusus yang dilakukan oleh toko buku dan relevan dengan minat komunitas ini;
  3. Penyelenggaraan secara rutin pembicaraan, melakukan diskusi, atau demonstrasi;
  4. Merangkul dan menjalin hubungan dengan individu-individu kunci dari komunitas ini agar sering mendatangi toko buku untuk pertemuan informal;
  5. Penerbitan materi-materi khusus yang bakal diminati para anggota komunitas;

KR: Key Resources (=Sumber Daya Utama)

Sumber daya apa saja yang harus dimiliki toko buku ini sehingga kegiatan-kegiatan di atas bisa berjalan dengan baik?  Sumber daya-sumber daya ini juga bisa dengan mudah kita tarik atau turunkan dari CH, CR, VP, dan KA.
  1. Daftar dan informasi kontak dari para anggota komunitas;
  2. Ruangan untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan formal;
  3. Peralatan dasar untuk pelaksaan kegiatan formal;
  4. Tempat pertemuan informal yang nyaman dan menyediakan makanan/minum ringan serta wifi/warnet;
  5. Staf untuk mendukung kegiatan dasar komunitas dan untuk memfasilitasi berbagai acara formal;
  6. Staf untuk mendukung proses penerbitan materi-materi khusus yang bakal diminati para anggota komunitas;

KP: Key Partners (=Mitra Utama)

Sekarang kerjasama yang bagaimana saja dan dengan siapa saja yang diperlukan agar toko buku ini bisa berjalan dengan lancar? Sama dengan komponen-komponen lain yang berada disisi kiri Business model Canvas, ini juga bisa dengan mudah kita tarik atau turunkan dari CH, CR, VP, KA, dan KR.
  1. Hubungan erat dengan komunitas TI yang bersangkutan;
  2. Hubungan erat dengan universitas, dosen-dosen, dan individu-individu lokal yang dipandang mempunya keahlian dalam minat para anggota komunitas;
  3. Hubungan dengan penyedia makanan diseputar toko sehingga bisa melayani permintaan akan konsumsi baik saat pertemuan formal maupun informal.

C$ (Cost = Struktur Biaya) dan R$ (Revenues = Pendapatan)

Untuk struktur biaya, komponen-komponen utamanya bisa diturunkan langsung dari KA, KR, dan KP. 

Sedangkan untuk pendapatan, saya mengusulkan:
  1. Menjual buku atau bahan-bahan yang relevan;
  2. Penerbitan dan penjualan materi-materi khusus yang dihasilkan oleh anggota komunitas;
  3. Penyewaan buku-buku teknis tertentu;
  4. Bagi hasil dengan tempat penjual makanan/minuman.
Tetapi jangan mengutip biaya untuk:
  1. Sewa ruangan untuk kegiatan formal apalagi kegiatan informal;
  2. Penyebaran informasi ke para anggota;
  3. Promosi kegiatan formal tetapi yang sifatnya alakadar dan murah.

Catatan Terakhir

Kemungkinan besar toko buku ini akan merangkul lebih dari satu komunitas agar lalu lintas di dalam toko tetap ramai. Untuk mengetahui dengan pasti komunitas mana saja yang harus dirangkul maka si pemiliki/pengelola toko buku harus benar-benar mengetahui/memahami lingkungan dimana toko buku tersebut berada. Bagaimana ini dilakukan nah itu ada caranya yang akan saya ulas dalam tulisan Customer Discovery nanti. :)

Kembali ke tulisan sebelumnya: Apa itu Business Model?

Contoh Business Model: Pusat Kolaborasi Internasional

Beberapa minggu yang lalu tetangga saya, yang merupakan salah seorang tokoh dari suatu organisasi profesional tingkat internasional, mengajak untuk memikirkan konsep pusat kolaborasi yang organisasinya sedang rancang. Untuk lebih mengarahkan pemikiran (atau lebih tepatnya brainstorming) tentang pusat kolaborasi ini saya memakai business model canvas dalam merancang konsep untuk pusat kolaborasi tersebut. Tulisan ini merupakan penjabaran dair konsep yang saya hasilkan tersebut setelah mendapat izin dari yang bersangkutan serta menyamarkan organisasinya (atas permintaan beliau). Semoga tidak ketahuan. ;)

Latar Belakang

Berikut sedikit latar belakang untuk memberikan konteks tentang organisasi ini dan tujuan dari pusat kolaborasi yang hendak didirikan.

Organisasi ini, sebutlah namanya Organisasi X, merupakan kumpulan pakar-pakar atau ahli-ahli yang berasal dari suatu negara dan telah lama menetap di luar negara tersebut serta sukses dalam karirnya masing-masing disana. Para pakar dan ahli ini ingin menyumbang kembali ke negara asalnya dengan mencari, mengajak, dan mengangkat rekan-rekan mereka yang sebidang serta seprofesi untuk berkerjasama dan berkarya ditingkat internasional.

Memang selama ini telah terjalin kerjasama demikian di negara tersebut tetapi organisasi ini merasa kerjasama yang selama ini terbentuk bersifat sementara dan sangat tergantung dengan segelintir individu-individu kunci di negara asal mereka. Seandainya individu yang menjadi motor kerjasama tersebut pindah maka berakhirlah kerjasama tersebut. Disamping itu, banyak individu cerdas dan memiliki ide yang luar biasa tetapi karena tidak mempunyai akses ke jaringan yang sesuai terlewatkan dan terabaikan. 

Nah disinilah peran pusat ini, untuk memfasilitasi terbentuknya kerjasama baru,  badan formal yang bisa kompenten untuk memulai suatu kerjasama, dan untuk mengurangi resiko berakhirnya suatu kerjasama secara prematur.

CS: Customer Segment (=Kelompok Pelanggan)

Dari penjelasan di atas tampak ada dua kelompok besar pemakai (=customer segment) pusat kolaborasi ini:
  1. Para pakar dan ahli dari negara tesebut yang sudah menetap dan berhasil di luar negaranya yang berkeinginan untuk berkerjasama dengan rekan-rekannya di negara asal mereka. Sebutlah kelompok ini sebagai CS-Ext;
  2. Para pakar dan ahli yang masih berdomisili di negara asal yang berkeinginan untuk bekerjasama dan berkarya ditingkat internasional. Sebutlah kelompok ini sebagai CS-Int.
Perhatikan disini saya memakai format: 
[Siapa] yang berkeinginan [Motivasi]
Dimana [Siapa] merupakan nama untuk CS tersebut dan [Motivasi] merupakan penjelasan motivasi atau alasan mereka mau memakai penawaran dari organisasi ini.

VP: Value Proposition (=Nilai Tambah)

Sekarang nilai tambah apa yang dapat diberikan oleh pusat kolaborasi ini sehingga kedua kelompok pemakai di atas mau memakai penawaran dari pusat kolaborasi ini?

Untuk CS-Ext nilai tambah yang hendak diberikan:
  1. Mempermudah proses penemuan rekanan di negara asal mereka yang bisa diajak untuk bekerjasama karena CS-Ext tinggal di luar negara asalnya maka mereka tidak memiliki informasi lengkap tentang siapa-siapa saja atau organisasi-organisasi mana saja yang cocok bagi kerjasama yang hendak CS-Ext bentuk;
  2. Pusat kolaborasi ini akan memberikan fasilitas-fasilitas dasar yang bisa dipakai untuk memulai suatu kerjasama (misalnya: staf administrasi bersama, sambungan Internet, ruang kerja, ruang rapat, dll. ) karena CS-Ext tinggal di luar negara asalnya maka mereka tidak akan memiliki akses ke fasilitas-fasilitas ini pada awal terbentuknya kerjasama mereka;
  3. Aksse ke jaringan luas di negara asalnya yang difasilitasi oleh Organisasi X (misalnya: pemerintahan, perguruan tiunggi, sektor usaha, LSM, dll.) untuk memperlancar terbentuknya dan jalannya kerjasama yang hendak dibentuk karena CS-Ext berada di luar negara asalnya maka kemungkinan besar mereka memiliki akses yang kurang atau bahkan tidak ada akses sama sekalia ke jaringan di dalam negara asalnya;
  4. Pemahaman dan bantuan serta saran tetang berbagai proses perijinan yang bakal diperlukan kerjasama tersebut karena CS-Ext berada di luar negara asalnya maka mereka tidak akan mengetahui secara lengkap berbagai perijinan terkini yang diperlukan dan proses pengurusannya;
Untuk CS-Int nilai tambah yang hendak diberikan:
  1. Akses ke jaringan di luar negara mereka melalui para anggota dari Organisasi X karena CS-Int tidak mengetahui siapa yang cocok dan berminat untuk bekerjasama dengan mereka;
  2. Menjadi institusi yang penjamin kredibilitas karena CS-Int belum tentu dikenal di luar negara asalnya yang bisa menyulitkannya dalam mencari rekanan untuk diajak kerjasama ;
  3. Mendapatkan informasi akan permintaan kerjasama sesuai dengan kemampuan dan minat CS-Int karena mereka belum tentu memiliki akses ke informasi terkini akan peluang-peluang yang ada di tingkat internasional;
  4. Mendapatkan bimbingan dari para anggota Organisasi X untuk mencari rekanan atau tempat untuk memaparkan karyanya di tingkat Internasional karensa CS-Int belum tentu mengetahui dimana tempat-tempat atau organisasi-organisasi yang sesuai dan layak.
Perhatikan disini saya memakai format: 
[Nilai tambah] karena [Masalah] 
Dimana [Nilai tambah] adalah nilai tambah yang akan diberikan oleh organisasi tersebut dan [Masalah] adalah penjelasan mengapa ini menjadi nilai tambah bagi CS tersebut.

CH: Channel (=Medium)

Sekarang medium apa yang akan dipergunakan oleh  pusat kolaborasi ini untuk mencari dan menemukan para CS-Ext dan CS-Int ini serta mempromosikan VP yang mereka tawarkan?

Untuk CS-Ext: 
  1. Promosi langsung saat pertemuan-pertemuan rutin Organisasi X karena sebahagian besar anggotanya akan menghadiri pertemuan ini; 
  2. Promosi langsung pada konferensi-konferensi dan pameran-pameran tingkat internasional yang ada kaitannya dengan negara asal Organisasi X karena para pesertanya akan memiliki konteks yang sesuai dan bakal memiliki minat untuk mengadakan bekerjasama di negara tersebut.
Untuk CS-Int: 
  1. Promosi langsung pada konferensi-konferensi dan pameran-pameran tingkat nasional karena kebanyakan pesertanya bakal berminat untuk mengadakan bekerjasama ditingkat internasional;
  2. Buletin bulanan yang dikirim ke berbagai institusi dan individu di negara asal Organisasi X untuk menginformasikan berbagai perkembangan dan peluang yang ada di pusat kolaborasi karena para anggota di institusi tersebut belum tentu akan mengikuti pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh pusat kolaborasi ini;
Secara umum: 
  1. Membentuk mailing list yang dikirim secara mingguan dan berisikan rangkuman peluang-peluang baru yang masuk serta batas waktunya karena diperlukan suatu cara cepat untuk mengumumkan informasikan peluang-peluang yang masuk dan untuk mengingatkan akan batas waktu yang telah dekat;
  2. Situs di Internet yang memberi akses ke database anggota Organisasi X karena akan mempermudah proses pencarian awal dan pengenalan awal para calon rekanan;
Perhatikan disini saya memakai format: 
[Jalur] karena [Alasan]
Dimana [Jalur] adalah saluran yang dipakai dan [Alasan] penjelasan mengapa jalur ini tepat untuk tujuan ini.

CR: Customer Relationship (=Jenis Layanan)

Setelah ada pemakai jasa untuk layanan yang ditawarkan oleh pusat kolaborasi ini, bagaimana para pemakai ini akan dilayani selama mereka memakai layanan tersebut?
  1. Pelayanan secara otomatis melalui situs pusat kolaborasi untuk memfasilitasi pencarian informasi awal bagi kerjasama yang sifatnya masih informal karena masih dalam tahap penjajakan; 
  2. Pelayanan tetap dari pusat kolaborasi untuk permintataan kerjasama baru yang telah resmi dimasukkan ke pusat kolaborasi karena sudah bersifat resmi maka usaha pencarian can pencocokan bisa dilakukan secara lebih formal dan nyata; 
  3. Layanan tetap dari pusat kolaborasi untuk mendukung jalannya kerjasama karena ingin mengurangi aspek-aspek administrasi dari kerjasama ini atau mengurangi beban-bean regulasi yang perlu dilakukan oleh kerjasama ini. 
Perhatikan disini saya memakai format
[Layanan] untuk [Tujuan] karena [Alasan]
Dimana [Layanan] adalah jenis layanan yang akan dipakai, [Tujuan] adalah penjelasan layanannya, dan [Alasan] adalah penjelasan mengapa jenis layanan ini perlu.

KA: Key Activities (=Kegiatan Utama)

Aktivitas apa saja yang diperlukan pusat kolaborasi ini agar bisa mewujudkan VP untuk CS mereka? Aktivitas-aktivitas ini bisa dengan mudah kita tarik atau turunkan dari CH, CR, dan VP.
  1. Publikasi tentang pusat kolaborasi ini dan berbagai kegiatannya; 
  2. Membentuk dan memelihara database dari para anggota Organisasi X bersama profil mereka dan individu-individu serta institusi-institusi di negara asalnya yang berminat terlibat dalam kerjasama di tingkat internasional;
  3. Memfasilitasi terbentuknya kerjasama dengan kegiatan: pencarian rekanan, pencocokan rekanan, fasilitasi, mediasi, pengurusan legalitas, dll.;
  4. Mendukung jalannya kerjasama dengan kegiatan: penyediaan fasilitas dasar, penyelenggaraan administrasi dasar, dll.

KR: Key Resources (=Sumber Daya Utama)

Sumber daya apa saja yang harus dimiliki pusat kolaboras ini sehingga kegiatan-kegiata di atas bisa berjalan dengan baik?  Sumber daya-sumber daya ini juga bisa dengan mudah kita tarik atau turunkan dari CH, CR, VP, dan KA.
  1. Para anggota Organisasi X; 
  2. Database profil, minat, kemampuan, pengalaman, dll para anggota Organisasi X; 
  3. Database profil, minat, kemampuan, pengalaman, dll para individu dan institusi di negara asalnya yang berminat terlibat dalam kerjasama di tingkat internasional; 
  4. Database kerjasama; 
  5. Fasilitas dasar (misalnya: ruangan kantor, sambungan Internet, staf adminsitrasi, dll) selain untuk mendukung operasional pusat kolaborasi tetapi juga sebagai fasilitas awal yang bisa dimanfaatkan oleh kerjasama-kerjasama baru; 
  6. Pusat media yang mampu mepromosikan kegiatan-kegitatan dan perkembangan-perkembangan di pusat kolaborasi; 
  7. Akses dan jaringan yang luas ke pemerintahan, akademia, sektor usaha, LSM, dll di negara asal Organisasi X. 

KP: Key Partners (=Mitra Utama)

Sekarang kerjasama yang bagaimana saja dan dengan siapa saja yang diperlukan agar pusat kolaborasi ini bisa berjalan dengan lancar? Sama dengan komponen-komponen lain yang berada disisi kiri Business model Canvas, ini juga bisa dengan mudah kita tarik atau turunkan dari CH, CR, VP, KA, dan KR.
  1. Organisasi X;
  2. Berbagai individu dan institusi terkait di negara asal;
  3. Berbagai individu dan institusi di tingkat internasional yang berminat untuk menjalin kerjasama dengan pihak-pihak di negara asal Organisasi X.

C$ (Cost = Struktur Biaya) dan R$ (Revenus = Pendapatan)

Untuk struktur biaya, komponen-komponen utamanya bisa diturunkan langsung dari KA, KR, dan KP. 

Sedangkan untuk pendapatan, ini yang agak rumit. Saya mengusulkan:
  1. Ada semacam iuran atau sumbangan dari kerjasama yang difasilitasi pusat kolaborasi ini;
  2. Biaya dari pemakaian fasilitas dasar di pusat kolaborasi;
  3. Dukungan biaya operasional dari pemerintah setempat tetapi jangan kelewat tergantung dengan sumber dana ini karena berbagai faktor politik akan menentukan kelangsungan sumber dana ini;
  4. Grant dari institusi Internasional yang mendukung kemajuan negara ini tetapi juga jangan kelewat tergantung dengan sumber dana ini.

Catatan Terakhir

Perlu saya tekankan sekali lagi semua hal diatas merupakan hipotesa saya saat berdiskusi dengan tetangga saya yang satu ini dan perlu (sangat perlu) dibuktikan apa benar atau tidak. Hasil pembuktian ini nantinya menjadi masukkan untuk memperbaiki konsep pusat kolaborasi ini.

Waduh panjng juga ya tulisan ini, semoga tidak bosan membacanya. :)

Kembali ke tulisan sebelumnya: Apa itu Business Model?.

Friday, January 6, 2012

Apa Itu Business Model?

Pada tulisan saya sebelum ini, sebagai langkah pertama disarankan untuk membuat business model yang berisi asumsi-asumsi/hipotesa-hipotesa tentang usaha baru saya. Karena masih perkiraan, maka tip-tiap asumsi/hipotesa ini nantinya harus diuji kebenarannya dimana pemahaman baru dari hasil pengujian tersbeut kemudian menjadi masukan untuk memperbaiki business model tersebut. Nah business model itu sendiri apa dulu dan apa isinya?

Menurut saya, penjelasan yang sangat bagus dan sangat praktis tentang business model ditulis oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation; dan penjelasan saya berikut ini akan berdasarkan pemahaman saya atas isi buku tersebut.

Business model pada dasarnya merupakan rasional yang menjelaskan bagaimana suatu organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap suatu nilai tambah (=value). Perhatikan disini business model bukan hanya untuk suatu usaha komersial tetapi untuk organisasi secara umum! Organisasi itu bisa saja suatu usaha komersial, sekolah, instansi pemerintah, yayasan, dan lain-lain. Juga perhatikan disini penekanan akan aspek nilai tambah! Jadi bukan barang yang dihasilkan atau jasa yang bakal diberikan tetapi apa sumbangsih dari organisasi tersebut kepada para pelanggannya yang diperantarakan oleh barang atau jasa yang ditawarkannya.

Untuk membantu seseorang/suatu organisasi dalam merancang suatu business model, buku tersebut mengajukan apa yang disebut dengan business model canvas. Dalam kanvas ini, suatu business model akan memiliki sembilan komponen:
  1. CS: Customer Segments (=Para pelanggan)
  2. VP: Value Propositions (=Nilai tambah yang diberikan kepada para pelanggan)
  3. CH: Channels (=Medium untuk berhubungan dengan para pelanggan)
  4. CR: Customer Relationships (=Tipe hubungan yang ingin dijalin dengan para pelanggan)
  5. KR: Key Resources (=Sumber daya utama)
  6. KA: Key Activities (=Kegiatan utama)
  7. KP: Key Partners (=Mitra utama)
  8. C$: Cost Structure (=Struktur biaya)
  9. R$: Revenues (=Pendapatan)
Customer Segments (CS). Semua organisasi pasti memiliki pelanggan yang hendak dilayani. Misalnya CS untuk suatu usaha transportasi adalah para pemakai jasa transportasi tersebut, untuk suatu sekolah adalah para siswanya atau orang tua dari siswanya, dan untuk suatu dinas tenaga kerja di daerah adalah para pencari kerja di daerah tersebut.

Value propositions (VP). Nilai tambah apa yang akan diberikan kepada para pelanggan sehingga mereka mau memakai/mencoba/membeli penawaran dari organisasi tersebut. Misalnya VP untuk suatu usaha jasa transportasi adalah sebagai satu-satunya jasa yang bisa membawa seseorang dari lokasi A ke lokasi B, untuk suatu sekolah adalah untuk membuat para siswanya bisa berpikir secara kreatif dalam X bulan, dan untuk suatu dinas tenaga kerja adalah untuk mempercepat waktu untuk para pencari kerja mendapatkan pekerjaan baru.

Channels (CH). Bagaimana organisasi tersebut menginformasikan nila tambah ini kepada para calon pelanggannya. Misalnya CH untuk suatu usaha transportasi adalah dengan memasang berbagai poster ditempat-tempat penginapan, untuk suatu sekolah adalah dengan memberikan infomasi kepada para orang tua saat mereka mulai memilih jenjang sekolah berikutnya untuk anak-anak mereka, atau untuk suatu dinas tenaga kerja adalah dengan menyebarkan paket informasi kepada mahasiswa-mahasiswa yang mau lulus lewat lembaga tenaga kerja di peguruan tinggi-perguruan tinggi.

Customer Relations (CR). Saat seorang pelanggan telah didapatkan bagaimana hubungan dengannya dijalin. Misalnya CR untuk suatu usaha transportasi bisa dengan metode self-service dimana si pelanggan bisa mencari jadwal, memesan tiket, dan naik ke kedaraan secara mandiri tanpa bantuan seorang petugaspun; untuk suatu sekolah bisa dengan menyedikan penasihat khusus per siswa sehingga pendidikan yang si siswa dapatkan benar-benar disesuaikan dengan karakter siswa tersebut; dan untuk suatu dinas tenaga kerja bisa dengan menetapkan seseorang yang khusus menangani secara kolektif semua lulusan dari jurusan tertentu sehingga benar-benar bisa menyarankan industri mana atau perusahaan mana saja yang paling cocok bagi kelompok lulusan itu.

Key Resources (KR). Sumber daya-sumber daya utama apa saja yang perlu dimiliki oleh organisasi tersebut agar bisa memberikan nilai tambah ini dengan baik. Misalnya KR untuk suatu usaha transportasi adalah kendaraan serta supir yang akan mengendarai kendaraan tersebut, untuk suatu sekolah adalah para guru serta gedung untuk melakukan proses pengajaran, dan untuk dinas tenaga kerja adalah si pegawai yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang pasar tenaga kerja yang sesuai untuk para lulusan yang ditanganinya.

Key Activities (KA). Kegiatan-kegiatan utama apa saja yang perlu dilakukan oleh organisasi tersebut agar bisa memberikan nilai tambah dengan baik. Misalnya KA untuk suatu usaha transportasi adalah pelatihan bagi para supir serta perawatan yang baik atas kendaraan-kendaraannya sehinga bisa memberikan perjalanan yang nyaman bagi para pelanggannya, untuk suatu usaha pendidikan adalah proses belajar mengajarnya serta proses pelaporan/konsultasi dengan orang tua murid akan kemajuan putra-putrinya, dan untuk suatu dinas tenaga kerja adalah secara aktif mencari lowongan pekerjaan baru diperusahaan-perusahaan atau diinstansi-instansi yang sesuai.

Key Partners (KP). Siapa-siapa saja mitra utama dari organisasi ini sehingga bisa membantunya sehingga dapat memberikan nilai tambah yang baik. Misalnya KP untuk suatu usaha transportasi adalah tempat-tempat penginapan sehingga mereka mau menginformasikan siapa-siapa saja pelanggan mereka yang hendak berpergian, untuk suatu sekolah adalah sekolah-sekolah lain yang lulusannya berpeluang untuk menjadi calon siswa barunya, dan untuk dinas tenaga kerja adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki kebutuhan tenaga kerja baru sehingga mau memberitahukannya ke dinas tersebut.

Cost Structure (C$). Komponen-komponen biaya yang perlu dikeluarkan agar organisasi tersebut bisa berjalan untuk menghasilkan penawarannya. Ini pada dasarnya bisa diturunkan dari aspek KR, KA, dan KP.

Revenues (R$). Dari mana penghasilan organisasi tersebut sehingga bisa menutupi C$.

Dalam memakai kanvas ini, buku ini menganjurkan untuk membuat kanvas ukuran besar yang bisa dipasang didinding dimana semua pihak yang berkepentingan bisa melihat, mencoret, dan mendiskusikan business model tersebut secara bersama-sama. Berikut beberapa contoh hasil dari proses tersebut:




Saya akui penjelasan di atas masih sangat umum maka untuk lebih membumikannya, berikut beberapa contoh yang saya sendiri sedang pikirkan:
Perlu saya ulangi lagi, pada tahap ini, semua yang ada dalam business model masih bersifat asumsi! Kesemua asumsi-asumsi tersbeut perlu diuji apa benar atau tidak. Sehingga langkah berikutnya setelah adanya business model awal ini adalah untuk menguji masing-masing asumsi dalam business model tersebut dan memperbaikinya (dan juga memperbaiki usahanya) sesuai dengan pengetahuan baru yang saya dapatkan dari proses pengujian tersebut. Nah ini gimana lagi caranya? :)

Referensi

  1. Buku: Business Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and Challengers
  2. Business model canvas (versi PDF)
  3. Business model canvas (versi Google Docs)
  4. Blog Alexander Osterwalder: http://www.businessmodelalchemist.com